Proposal adalah suatu bentuk rancangan kegiatan yang dibuat
dalam bentuk formal dan standar. Untuk memudahkan pengertian proposal yang
dimaksud dalam tulisan ini, kita dapat membandingkannya dengan istilah “Proposal
Penelitian” dalam dunia ilmiah (pendidikan) yang disusun oleh seorang peneliti
atau mahasiswa yang akan membuat penelitian (skripsi, tesis, disertasi). Dalam
dunia ilmiah, proposal adalah suatu rancangan desain penelitian (usulan
penelitian) yang akan dilakukan oleh seorang peneliti tentang suatu bahan
penelitian. Bentuk “Proposal Penelitian” ini, biasanya memiliki suatu bentuk
baku, dengan berbagai standar tertentu seperti penggunaan bahasa, tanda baca,
kutipan dll.
Proposal yang akan dibahas dalam tulisan ini adalah
“Proposal Umum” yang sering digunakan sebagai usulan atau rancangan kegiatan.
Bentuk proposal ini memiliki banyak kemiripan dengan model “Proposal
Penelitian” yang digunakan dalam dunia ilmiah, namun karena sifatnya yang lebih
umum maka “Proposal Umum” biasanya lebih lentur dalam penggunaan bahasa dan
tidak terlalu kaku dalam aturan penulisan. Namun, walaupun lebih “bebas”,
penulisan “Proposal Umum” tetap harus mengindahkan kaidah-kaidah dan
sistematika tertentu, agar dapat dengan mudah dimengerti oleh orang-orang yang
membaca proposal tersebut.
Secara mendasar, harus di garis bawahi bahwa penulisan
proposal hanya salah satu dari sekian banyak tahap perencanaan, seperti yang
telah diuraikan sebelumnya dalam buku ini. Penulisan proposal adalah suatu
langkah penggabungan dari berbagai perencanaan yang telah dibuat dalam
tahap-tahap sebelumnya. Ini berarti, tanpa terlebih dahulu melakukan
langkah-langkah sebagaimana yang diuraikan dalam buku ini, maka kemungkinan
besar penulisan proposal akan menemui kesulitan.
1. Latar Belakang Masalah
Sebelum penelitian
dilaksanakan, seorang peneliti harus menjelaskan gagasannya dan alasan-alasan
kenapa suatu objek harus diteliti, Dalam pembuatan latar belakang masalah harus
mengemukakan hal-hal sebagai berikut :
· Argument mengapa
judul penelitian tersebut harus ditulis.
· Sifat atau tujuan
penelitian.
· Strategi pencapaian
tujuan.
· Tinjauan teoritikal
yang mendukung argument tersebut.
· Hamabatan yang akan ditemukan dalam proses
penelitian.
Selain itu pembuatan
latar belakang masalah harus memenuhi beberapa criteria tertentu, antara lain:
· Masalah tersebut baru dan mempunyai dampak
terhadap perkembangan ilmu dan penerapannya.
· Mengajukan suatu konsep yang berbeda dengan
yang telah ada
· Mengajukkan suatu konsep yang berbeda dengan
yang telah ada.
· Menunjukkan jati diri penting suatu malasah
yang diterapkan pada suatu keadaan tertentu.
· Mencari jawaban atas penyelesaian suatu
masalah.
2. Batasan Masalah
Agar penelitian dapat
mengarah ke inti masalah yang sesungguhnya maka diperlukan pembatasan ruang
lingkup masalah penelitian sehingga penelitian yang dihasilkan menjadi lebih
fokus dan tajam.
3. Perumusan Masalah
Dalam merumuskan
masalah penelitian terdapat berbagai macam cara yang dapat digunakan.
4. Tujuan Penelitian
Tujuan bertujuan
untuk menjawab research question Tujuan Penelitian terdiri dari:
·
Tujuan Umum
Merupakan rangkuman dari
keseluruhan tujuan khusus dan Bersifat ideal.
·
Tujuan khusus
Uraian dari berbagai
hal yang ingin diketahui, pada penelitian yang akan dilakukan dan Bersifat
objektif.
5. Manfaat Penelitian
Rumusan tentang
manfaat penelitian adalah kelanjutan dari tujuan penelitian
6. Hipotesis
Hipotesis atau
hipotesa adalah jawaban sementara terhadap masalah yang masih bersifat praduga
karena masih harus dibuktikan kebenarannya.
LATAR BELAKANG MASALAH
Latar belakang masalah dalam suatu proposal penelitian
merupakan pengantar informasi tentang materi keseluruhan dari penelitian yang
ditulis secara sistematis dan terarah dalam kerangka logika yang memberikan
justifikasi terhadap dasar pemikiran, pendekatan, metode analisis dan
interpretasi untuk sampai pada tujuan dan kegunaan penelitian.
Dalam pembuatan proposal penelitian kebidanan, latar
belakang masalah harus dapat mengemukakan dengan jelas argumentasi tentang
pentingnya melakukan penelitian tersebut. Selain itu juga harus dapat
menjelaskan tentang : Proses Identifikasi Masalah ; Kejelasan Masalah Yang Akan
Diteliti ; Derajat Pentingnya Masalah ; Bagaimana Keberadaan Masalah Hingga
Saat Ini ; Apakah Masalah Tersebut Sudah Terpecahkan Atau Belum ; dan Bagaimana
Solusinya.
Pada umumnya, terdapat 4 unsur pokok yang tersirat
dalam perumusan latar belakang dalam rangka pengembangan gagasan / masalah,
yaitu :
· Unsur
Pentingnya Masalah.
Secara umum pentingnya sebuah masalah ini ditulis pada
awal gagasan atau pemikiran pertama yang dapat mengemukakan arti pentingnya
sebuah masalah dan seberapa besar masalah itu penting untuk diteliti.
· Unsur
Skala Masalah
Unsur ini ditulis setelah mengemukakan gagasan adanya
masalah dan itu penting untuk diteliti. Selanjutnya diberikan penegasan atau
penguraian tentang derajat pentingnya masalah itu untuk diteliti atau bila
tidak diteliti bagaimana dampaknya.
· Unsur
Kronologis Masalah.
Merupakan unsure yang menjelaskan proses terjadinya
masalah atau relevansi penelitian yang terdahulu/telah ada yang harus ditunjang
dengan data empiris dari permasalahan penelitian yang akan diteliti.
· Unsur
Solusi Masalah.
Unsur ni digunakan sebagai alternatif dalam memberikan
solusi atas masalah yang timbul serta alternatif lain yang akan dilakukan dalam
penelitian.
Rumusan Masalah
Rumusan masalah berbeda dengan masalah. Kalau masalah
itu berupa kesenjangan antara yang diharapkan dengan apa yang terjadi, maka
rumusan masalah itu merupakan suatu pertanyaan yang akan dicarikanjawabannya
melalui pengumpulan data
Ada beberapa para ahli mendefinisikan tentang rumusan
masalah, diantaranya:
• Menurut Pariata Westra (1981 : 263 ) bahwa “Suatu
masalah yang terjadi apabila seseorang berusaha mencoba suatu tujuan atau
percobaannya yang pertama untuk mencapai tujuan itu hingga berhasil.”
• Menurut Sutrisno Hadi ( 1973 : 3 ) “Masalah adalah
kejadian yang menimbulkan pertanyaan kenapa dan kenapa”.
Perumusan masalah merupakan salah satu tahap di antara
sejumlah tahap penelitian yang memiliki kedudukan yang sangat penting dalam
kegiatan penelitian. Tanpa perumusan masalah, suatu kegiatan penelitian akan
menjadi sia-sia dan bahkan tidak akan membuahkan hasil apa-apa.
Perumusan masalah atau research questions atau disebut
juga sebagai research problem, diartikan sebagai suatu rumusan yang
mempertanyakan suatu fenomena, baik dalam kedudukannya sebagai fenomena
mandiri, maupun dalam kedudukannya sebagai fenomena yang saling terkait di
antara fenomena yang satu dengan yang lainnya, baik sebagai penyebab maupun
sebagai akibat.
Rumusan masalah itu merupakan suatu pertanyaan yang
akan dicarikan jawabannya melalui pengumpulan data bentuk-bentuk rumusan
masalah penelitian ini berdasarkan penelitian menurut tingkat eksplanasi.
Rumusan masalah ini pada hakikatnya adalah deskriptip
tentang ruang lingkup masalah, pembatasan dimensi dan analisis variabel yang
tercakup didalamnya. Dengan demikian rumusan masalah tersebut sekaligus
menunjukkan fokus pengamatan di dalam proses penelitian nantinya.
Bentuk masalah dapat dikelompokkan kedalam bentuk
masalah deskriptif, komparatif, asosiatif
a. Rumusan Masalah Deskriptif
Rumusan masalah deskriptif adalah suatu rumusan
masalah yang berkenaan dengan pertanyaan terhadap keberadaan variabel mandiri,
baik hanya pada satu variabel atau lebih.
b. Rumusan Masalah Komparatif
Rumusan masalah komparatif adalah rumusan masalah
penelitian yang membandingkan keberadaan satu variabel atau lebih pada dua atau
lebih sampel yang berbeda, atau pada waktu yang berbeda.
c. Rumusan Masalah Asosiatif
Rumusan masalah asosiatif adalah rumusan masalah
penelitian yang bersifat menanyakan hubungan antara dua variabel atau lebih.
Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam perumusan
masalah yaitu:
1. Dirumuskan secara jelas
2. Menggunakan kalimat tanya dengan mengajukan
alternaatif tindakan yang akan dilakukan
3. Dapat diuji secara empiris
4. Menggandung deskripsi tentang kenyataan yang ada
dan keadaan yang diinginkan
5. Disusun dalam bahasa yang jelas dan singkat
6. Jelas cangkupannya
7. Memungkinkan untuk dijawab dengan mempergunakan
metode atau teknik tertentu.
Bagian rumusan masalah berisi tentang masalah-masalah
yang hendak dipecahkan melalui penelitian. Tentunya masalah-masalah yang
dihasilkan itu tidak lepas dari latar belakang masalah yang dikemukakan pada
bagian pendahuluan.
Perumusan masalah memiliki fungsi sebagai berikut
yaitu
1) sebagai pendorong suatu kegiatan penelitian menjadi
diadakan atau dengan kata lain berfungsi sebagai penyebab kegiatan penelitian
itu menjadi ada dan dapat dilakukan.
2) sebagai pedoman, penentu arah atau fokus dari suatu
penelitian. Perumusan masalah ini tidak berharga mati, akan tetapi dapat
berkembang dan berubah setelah peneliti sampai di lapangan.
3) sebagai penentu jenis data macam apa yang perlu dan
harus dikumpulkan oleh peneliti, serta jenis data apa yang tidak perlu dan
harus disisihkan oleh peneliti.Keputusan memilih data mana yang perlu dan data
mana yang tidak perlu dapat dilakukan peneliti, karena melalui perumusan masalah
peneliti menjadi tahu mengenai data yang bagaimana yang relevan dan data yang
bagaimana yang tidak relevan bagi kegiatan penelitiannya.
4) dengan adanya perumusan masalah penelitian, maka
para peneliti menjadi dapat dipermudah di dalam menentukan siapa yang akan
menjadi populasi dan sampel penelitian
Ciri-ciri hipotesis yang baik :
a. pernyataan hipotesis mencakup suatu
tujuan/maksud penelitian, ini bebrarti untuk hipotesis yang bersifat deskriptif
tujuan penelitian dinyatakan secara jelas mengenai kondisi, ukuran, ataupun
distribusi beberapa variabel yang diuji dan dijelaskan dalam proses penelitian.
Jika hipotesis bersifat explanatory, harus dijelaskan fakta-fakta yang
diberikan sebagaimana ingin dijelaskan dalam penelitian tersebut.
b. Hipotesis bersifat testable, artinya
pernyataan yang digunakan mempunyai kata-kata yang bersifat mempertanyakan
suatu masalah, sehingga perlu untuk diuji kembali hal-hal yang memang tidak
perlu lagi diuji kebenarannya.
c. Hipotesis pada suatu penelitian harus lebih
baik dibanding pada penelitian yang lain. Hal ini menunjukkan bahwa suatu
penelitian yang ditawarkan kepada berbagai pihak akan dinilai apakah kedua hal
diatas memang dipenuhi oleh suatu hipotesis.
Jenis-Jenis Proposal
Berdasarkan bentuknya, proposal dapat dibedakan
menjadi beberapa jenis, yaitu : proposal berbentuk formal, semiformal dan
nonformal.
1. Proposal berbentuk formal terdiri atas tiga bagian
utama, yaitu:
bagian pendahuluan, yang terdiri atas: sampul dan
halaman judul, surat pengantar (kata pengantar), ikhtisar, daftar isi, dan
pengesahan permohonan.
isi proposal, terdiri atas: latar belakang, pembatasan
masalah, tujuan, ruang lingkup, pemikiran dasar (anggapan dasar), metodologi,
fasilitas, personalia (susunan panitia), keuntungan dan kerugian, waktu, dan
biaya, bagian pelengkap penutup, yang berisi daftar pustaka, lampiran, tabel,
dan sebagainya.
2. Proposal semiformal dan nonformal merupakan variasi
atau bentuk lain dari bentuk proposal formal karena tidak memenuhi
syarat-syarat tertentu atau tidak selengkap seperti proposal bentuk formal.
Isi Proposal
Isi proposal ada dua, seperti yang diatas adalah isi
proposal yang berbentuk kompleks, dan yang sederhana meliputi: nama kegiatan
(judul), dasar pemikiran, tujuan diadakannya kegiatan, ruang lingkup, waktu dan
tempat kegiatan, penyelenggara (panitia), anggaran biaya, dan penutup.
Jika kita perhatikan perbedaan Proposal formal dan Non
formal terletak pada struktur penulisan proposal dan kepentingan pengajuannya.
Sumber :