Liputan6.com, Jakarta - Perayaan
Hari Buruh Sedunia yang akan diisi demo besar-besaran oleh buruh bakal sedikit
tampil beda pada tahun ini. Sebab ada nuansa politik yang terkandung di
dalamnya. Hal itu diketahui setelah disisipkan agenda orasi capres oleh kaum
buruh.
Misalnya saja Serikat Buruh
Sejahtera Indonesia (SBSI) yang akan melakukan orasi agar para buruh memilih
capres PDIP Joko Widodo atau Jokowi saat Pilpres 9 Juli mendatang.
"Kongres SBSI sudah putuskan
untuk memilih Jokowi. Jokowi presiden agar welfare state diwujudkan," ujar
Ketua Umum SBSI Muchtar Pakpahan kepada Liputan6.com di Jakarta, Kamis
(1/5/2014).
Muchtar menjelaskan, Jokowi
dianggap mampu menyejahterahkan buruh. Karena itulah mereka akan memberikan
dukungannya. Namun, ia mengaku ada pula serikat buruh lain yang tak memberikan
dukungan pada Jokowi.
"Arahnya sih serikat besar
itu dukung Prabowo Subianto (capres Gerindra), tapi kita lihat nanti saja
orasinya bagaimana," terang Muchtar.
Dukungan SBSI pada Jokowi, sudah
diberikan sejak 30 Maret lalu. Saat menghadiri kongres buruh itu, Jokowi
menyatakan siap menyejahterakan buruh.
"Dalam perdiskusian, Jokowi
yang kini leading sebagai capres berikutnya menyatakan berada di pihak buruh
untuk mewujudkan Indonesia lebih baik lagi ke depan," papar Muchtar.
Dukungan sebenarnya wajar
diberikan, karena salah satu pendiri SBSI adalah sesepuh dari PDIP, yakni Sabam
Sirait dan Rachmawati Soekarnoputri. Dukungan pada Jokowi pun merupakan hasil
demokrasi dari sekitar 500 peserta Kongres V SBSI. (Sss)
(Tanti Yulianingsih ) - See more
at: http://news.liputan6.com/read/2044157/tampil-beda-may-day-tahun-ini-jadi-ajang-dukung-capres#sthash.zYt1x8lT.dpuf
Opini :
Dari 5 tahun
belakangan tercatat banyak aksi buruh turun ke jalan untuk menyampaikan
aspirasi dengan turun kejalanan. Dampak yang terjadi saat buruh turun ke jalan
adalah kemacetan jalan raya akibat melonjaknya volume kendaraan dan manusia
yang menjadi lebih parah dengan aksi yang turun ke jalanan.
Walaupun aspirasi sangat baik di
lakukan namun jika aspirasi dengan turun kejalanan bukan lah hal yang bijak,
karena dari aksi turun ke jalan disaat yang tidak tepat dapat menimbulkan
banyak kerugian di masyarakat luas.
Solusi yang terbaik untuk
menyampaikan aspirasi adalah aspirasi yang disampaikan pada waktu yang tepat
dan tidak menggangu ketertiban umum tanpa anarkis dan tindakan ekstrim yang
dapat menimbulkan ketegangan publik antara pihak yang berkepentingan.
Bukannya tidak boleh buruh
menuntut kehidupan yag layak, namun perlu dikaji kembali upah yang dianggap
layak jangan sampai permintaan kenaikan upah yang tidak rasional membuat para
investor lari dan beralih ke negara lain yang tenaga kerjanya menerima upah
standar,dan Indonesia kembali mengalami krisis keuangan maupun bahan baku.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar