Kamis, 01 Mei 2014

May day

Liputan6.com, Jakarta - Perayaan Hari Buruh Sedunia yang akan diisi demo besar-besaran oleh buruh bakal sedikit tampil beda pada tahun ini. Sebab ada nuansa politik yang terkandung di dalamnya. Hal itu diketahui setelah disisipkan agenda orasi capres oleh kaum buruh.

Misalnya saja Serikat Buruh Sejahtera Indonesia (SBSI) yang akan melakukan orasi agar para buruh memilih capres PDIP Joko Widodo atau Jokowi saat Pilpres 9 Juli mendatang.

"Kongres SBSI sudah putuskan untuk memilih Jokowi. Jokowi presiden agar welfare state diwujudkan," ujar Ketua Umum SBSI Muchtar Pakpahan kepada Liputan6.com di Jakarta, Kamis (1/5/2014).

Muchtar menjelaskan, Jokowi dianggap mampu menyejahterahkan buruh. Karena itulah mereka akan memberikan dukungannya. Namun, ia mengaku ada pula serikat buruh lain yang tak memberikan dukungan pada Jokowi.

"Arahnya sih serikat besar itu dukung Prabowo Subianto (capres Gerindra), tapi kita lihat nanti saja orasinya bagaimana," terang Muchtar.

Dukungan SBSI pada Jokowi, sudah diberikan sejak 30 Maret lalu. Saat menghadiri kongres buruh itu, Jokowi menyatakan siap menyejahterakan buruh.

"Dalam perdiskusian, Jokowi yang kini leading sebagai capres berikutnya menyatakan berada di pihak buruh untuk mewujudkan Indonesia lebih baik lagi ke depan," papar Muchtar.

Dukungan sebenarnya wajar diberikan, karena salah satu pendiri SBSI adalah sesepuh dari PDIP, yakni Sabam Sirait dan Rachmawati Soekarnoputri. Dukungan pada Jokowi pun merupakan hasil demokrasi dari sekitar 500 peserta Kongres V SBSI. (Sss)

 Opini :
Dari 5  tahun  belakangan tercatat banyak aksi buruh turun ke jalan untuk menyampaikan aspirasi dengan turun kejalanan. Dampak yang terjadi saat buruh turun ke jalan adalah kemacetan jalan raya akibat melonjaknya volume kendaraan dan manusia yang menjadi lebih parah dengan aksi yang turun ke jalanan.
Walaupun aspirasi sangat baik di lakukan namun jika aspirasi dengan turun kejalanan bukan lah hal yang bijak, karena dari aksi turun ke jalan disaat yang tidak tepat dapat menimbulkan banyak kerugian di masyarakat luas.
Solusi yang terbaik untuk menyampaikan aspirasi adalah aspirasi yang disampaikan pada waktu yang tepat dan tidak menggangu ketertiban umum tanpa anarkis dan tindakan ekstrim yang dapat menimbulkan ketegangan publik antara pihak yang berkepentingan.

Bukannya tidak boleh buruh menuntut kehidupan yag layak, namun perlu dikaji kembali upah yang dianggap layak jangan sampai permintaan kenaikan upah yang tidak rasional membuat para investor lari dan beralih ke negara lain yang tenaga kerjanya menerima upah standar,dan Indonesia kembali mengalami krisis keuangan maupun bahan baku.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar